Assalamualaikum
Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat
menjalankan tugas mulia bagi para pahlawan bangsa yang ada di seluruh
Indonesia, tetap semangat menghasilkan anak-anak Bangsa yang cerdas, berakhlak
mulia dan mampu bersaing.
Sebelum
bapak dan ibu guru masuk kelas untuk mengajar siswa-siswinya, sebaiknya mari
sejenak membaca artikel ini dengan harapan agar bapak dan ibu guru sukses
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan.
Mengajar
yang baik berarti membuat pertanyaan yang baik pula. Peranan ‘pertanyaan’
merupakan bagian penting dalam menyusun sebuah pengalaman belajar bagi murid.
Socrates meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan akan diketahui atau tidak
diketahui oleh murid, hanya jika guru dapat mendemonstrasikan keterampilan
bertanya yang baik dalam praktik pembelajaran di kelas. Seberapa penting
keterampilan bertanya yang baik harus dikuasai guru?
Menurut
Kerry (1982), dalam waktu sepekan, guru kerap memberikan 1000 jenis pertanyaan
dengan memiliki beragam tujuan, di antaranya untuk mendorong murid
berpartisipasi aktif di kelas, untuk memutuskan apakah murid mengetahui atau
tidak mengetahui sesuatu, untuk melibatkan murid dalam aktivitas diskusi, untuk
menarik perhatian murid, untuk mengevaluasi tingkat pemahaman murid, untuk
menyediakan kesempatan mengulang materi pelajaran, dan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis – kreatif murid.
Aneh rasanya
jika ada guru lebih senang meminta murid untuk duduk manis di bangku kelas.
Duduk manis tak bisa menunjukkan ekspresi & potensi murid yang super unik.
Lebih aneh lagi, masih ada guru yang menganggap tabu jika ada murid yang berani
bertanya. Masih ingat bunyi salah satu iklan, “Tak ada noda ya tak belajar?”
Tak ada
pertanyaan, berarti tak belajar pula. Semua orang punya otak, tapi hanya
sedikit orang yang menggunakan otaknya untuk berpikir. Optimalisasi otak lewat
proses berpikir inilah yang mestinya menjadi menu utama dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Coba
bayangkan sejenak, ketika kita hendak menutup pengajaran di kelas, tanyalah
murid-murid Anda, “Apakah kalian sudah paham materi yang sudah disajikan?”
Suasana kelas menjadi hening, tak ada satu pun murid yang unjuk tangan. Saya
coba bertanya lagi, “Adakah yang masih bingung dengan materi yang telah
disajikan?” Semua murid masih terdiam membisu.
Sebagian
besar murid menghindari kontak mata dengan saya. Ini kisah nyata yang pernah
saya alami. Suasana kelas yang sudah telanjur terpenjara. Terpenjara oleh guru
yang menutup semua pintu bagi muridnya untuk bertanya, berdiskusi, berdebat,
& berpikir. Tak ada keleluasaan untuk melakukan itu semua. Mustahil
murid-murid di kelas seperti ini punya kebebasan untuk berpikir & berjuang
keras mencari jawaban atas semua keingintahuan mereka. Yang mengkhawatirkan,
mereka akan jadi generasi pemalas. Malas berpikir & berkreasi. Tragis.
Kelas
mestinya menjadi ruang ekspresi murid yang dipenuhi suasana kemerdekaan.
Merdeka untuk bertanya. Merdeka untuk menjawab pertanyaan. Merdeka untuk
menyanggah jawaban. Merdeka untuk mengasah keterampilan berpikir. Kunci sukses
terjadinya kemerdekaan di kelas terletak pada sosok guru yang open-minded dan
punya keterampilan bertanya efektif.
Wahai guru
yang budiman, jangan berikan semua pertanyaan yang jawabannya hanya ada di
kunci jawaban saja. Hal itu tidak melatih keterampilan berpikir murid. Memang
pertanyaan akan terjawab, tetapi murid tetap akan mandul cara berpikirnya.
Mencari suatu jawaban dari hasil berpikir berbeda sekali kualitasnya
dibandingkan dari hasil menemukan di kunci jawaban.
Yang paling
naas, guru memberikan pertanyaan berjenis pilihan ganda, semua murid bisa jawab
semua pertanyaan. Lantas kita simpulkan, prestasi belajar murid itu bagus. Tak
tahunya, dia dapat bocoran dari teman sebangku. Alamak, apa kata dunia.
Pesannya, jangan ketagihan memberi soal pilihan ganda. Sekali-kali, coba beri
murid tantangan berupa proyek kerja, menulis esai, menulis makalah, atau tugas
apa pun yang menguji keterampilan berpikir murid.
Tak ada guru
yang pandai dengan sendirinya. Hal ini pun berlaku bagi guru yang ingin
mengembangkan seni bertanya efektif di kelas. Mereka perlu ilmu tentang seni
bertanya efektif.
Mau tahu
ilmunya? Coba cermati beberapa anjuran terkait prinsip bertanya efektif di
kelas dari Thomas R. McDaniel (2000) berikut:
1.
Merencanakan pertanyaan. Sebagian besar guru faktanya baru merencanakan
pertanyaan yang akan diajukan kepada murid beberapa saat sebelum bertanya.
Alangkah baiknya semua pertanyaan yang akan diajukan kepada murid sudah
termaktub di rencana pelaksanaan pembelajaran (lesson plan).
2.
Menggunakan beragam level jenis pertanyaan sehingga mampu memfasilitasi
kemampuan berpikir tingkat tinggi murid. Hal ini sangat penting dilakukan untuk
membantu murid melatih kemampuan berpikirnya. Upayakan semua pertanyaan
mengikuti kaidah mudah-sukar dan sederhana-rumit. Pertanyaan mudah bertujuan
untuk memotivasi & meyakinkan murid bahwa pada prinsipnya mereka dapat
menjawab setiap pertanyaan guru. Pertanyaan sulit sendiri bertujuan untuk
merangsang murid melatih kemampuan berpikir tingkat tingginya.
3.
Menyediakan waktu jeda kepada murid untuk menjawab pertanyaan. Teknik ini
dapat mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi murid di kelas. Ketika
suasana di kelas hening tanda tak ada murid yang menjawab pertanyaan,
berhitunglah dalam hati sampai hitungan 5.
Trik ini
perlu dilakukan untuk memberi kesempatan murid berpikir tentang jawaban mereka.
Setelah itu, Anda persilahkan siapa di antara murid yang secara sukarela mau
menjawab pertanyaan Anda. Lemparkan pertanyaan kepada seluruh murid, beri jeda
waktu, dan tentukan salah satu murid secara acak untuk menjawab pertanyaan
Anda, itu prinsip utamanya.
4. Menahan
diri untuk tidak segera memberikan opini terhadap jawaban murid pada jenis
pertanyaan yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hindari kebiasaan
untuk segera menanggapi jawaban murid. Berikan kesempatan kepada murid untuk
saling mendengarkan jawaban di antara mereka. Karena itulah, mereka jadi saling
belajar untuk melatih keterampilan berpikir.
5. Jangan
bermain aman. Maksudnya, jangan berikan pertanyaan yang kita sendiri sebagai
guru sudah tahu jawabannya. Berikanlah pertanyaan kepada murid yang kita
sendiri juga sebagai guru belum tahu jawaban pastinya, karena itulah kita juga
sebagai guru sedang belajar melatih keterampilan berpikir.
6.
Mendengarkan secara seksama setiap jawaban murid. Praktik ini sangat penting,
khususnya ketika guru menyampaikan pertanyaan terbuka (Jawabannya tidak sekadar
benar atau salah. Misal, Mengapa Indonesia sering dilanda bencana? Mengapa
Indonesia bisa dijajah Belanda sampai 350 tahun, dan pertanyaan sejenis
lainnya), pertanyaan kreatif, dan atau pertanyaan evaluatif. Keterampilan ini
harus terus dikembangkan agar guru dapat ‘menangkap’ gagasan cemerlang dari
setiap jawaban murid.
7.
Memberikan penguatan positif atas jawaban murid. Jawaban singkat dari murid
untuk jenis pertanyaan mengulang informasi (level pengetahuan pada Taksonomi
Bloom – level berpikir paling rendah) harus segera dikonfirmasi, berupa pujian
jika berhasil dijawab murid, atau koreksi jika jawaban murid kurang tepat.
Sedangkan untuk merespon jawaban murid atas jenis pertanyaan berpikir tingkat tinggi,
maka lakukan trik bertanya efektif no. 6 di atas.
8.
Menggunakan teknik bervariasi untuk meminta murid menjawab pertanyaan. Jika
guru tetap ingin membuat murid merasa dilibatkan dalam menjawab pertanyaan,
maka guru dapat mencoba menyebut salah satu nama murid secara acak, atau
mengambil kartu yang sudah berisi nama-nama murid secara acak, atau bahkan
melemparkan bola kepada murid yang hendak disuruh menjawab pertanyaan. Ingat,
semua prosedur itu harus disepakati dulu bersama murid.
9.
Mengajarkan murid bagaimana cara menjawab pertanyaan. Cara ini mudah sekali
dilakukan. Ketika ada salah satu murid akan menjawab pertanyaan, maka guru
dapat meminta semua murid untuk ikut menyimak jawaban dari murid tersebut,
“Anak-anak, mari kita simak bagaimana cara si A menjawab pertanyaan tadi!”.
10.
Mengajarkan murid bagaimana cara membuat pertanyaan. Ibarat pepatah, guru
kencing berdiri murid kencing berlari. Kuasai keterampilan bertanya efektif,
praktikan kehebatan Anda di kelas, kemudian refleksikan pengalaman Anda
menguasai keterampilan bertanya efektif kepada murid, itulah cara terbaik
mengajarkan murid bagaimana menguasai keterampilan bertanya efektif.
Sekian dan
selamat mencoba.